Aku
dia kau dan mereka
Kita
punya wajah berbeda
Bahkan
tidak pula kita berkeluarga
Apatah
lagi sehati sejiwa
Namun
kita punya satu Agama
Kita
meniti diatas satu makna
Bukan
perbedaan aku hiraukan
Apa
lagi mahu aku khuatirkan
Hatiku
menitis air mata siksa
Melihat
akan pertelingkahan melanda
Jiwaku
robek menatap kebencian disini sana
Apakah
ini ungkapan persaudaraan?
Sesungguhnya
ini bukan jalan yang dihiasi iman
Yang
pasti inilah jalan kebinasaan
Aku
merindui saat masa silam kita
Aku
dia kau dan mereka sepakat sejiwa
Muafakat
berganding setia, berkorban bersama
Memikul
dan menjinjing dengan penuh cinta
Ruh
Aidil Adha kian merekah
Bak
pudarnya pelangi senja merah
Kemana
resapnya kasih setia ukhwah?
Kemana
ghaibnya didikan Rasulullah?
Aku
menatap memerhati jauh diawangan
Memohon
kepada Dia yang Penuh Kecintaan
Agar
basahnya bumi ini dengan Rahmat Tuhan
Moga
hati aku kau dia dan mereka kembali bertautan
Orang yang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. Sebab
itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah supaya
kamu mendapat rahmat. – Al-Hujurat, 10
Naina