Thursday, December 18, 2014

Penantian

Semalam air matamu bergenang
Hati kecilmu tiada tenang
Walau garis senyummu kelihatan
Namun jiwamu robek dek torehan
Kerna penantianmu kian panjang
Hingga air matamu kekeringan
Dan pasrah mula bertandang
Kau membiar takdir berjalan
Mengemudi bahtera kehidupan

Disaat manusia lain bahagia berteman
Kau dibaluti belati kesepian
Seolahnya kau tiada harapan
Dua kakimu longlai dari terus berjalan
Seolahnya doa yang dikirimkan
Masih terbang diawangan
Dan dipenghujung jalan
Hatimu terdetik keraguan

Mujur Iman setia meneman
Menjadi sahabat yang menenangkan
Menjadi pelita dikegelapan
Menjadi jambatan diakhir jalan
Agar kau tiada putus harapan
Kerna kau masih punya Tuhan
Agar torehan dilubuk dalam
Diubati oleh Cinta yang penuh Kecintaan

Cinta Al-Wadud, Cinta yang tiada batasan
Kasih al-Rauf, Kasih yang tidak kekeringan
Bagai aliran sungai Salsabil yang tiada kehausan
Begitulah segar Cinta dan Kasih Tuhan
Usah kau gusar kebimbangan
Kerna masih terngiang dibalik dua gegendang
Akan ucapan yang diucapkan
Antara dua sahabat di gua kelam
Saat manusia lain berlaku kejam
Dia tenang menutur bait kalam
"Janganlah engkau bermuram durja,
sesungguhnya Allah bersama kita"



“Kalau kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad) maka sesungguhnya Allah telahpun menolongnya, iaitu ketika kaum kafir (di Makkah) mengeluarkannya (dari negerinya Makkah) sedang ia salah seorang dari dua (sahabat) semasa mereka berlindung di dalam gua, ketika ia berkata kepada sahabatnya: "Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada (Nabi Muhammad) dan menguatkannya dengan bantuan tentera (malaikat) yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah menjadikan seruan (syirik) orang-orang kafir terkebawah (kalah dengan sehina-hinanya), dan Kalimah Allah (Islam) ialah yang tertinggi (selama-lamanya), kerana Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.”
At-Tawbah, 40


Disaat langit kelam malam,
Melbourne; 12.50 AM

Ditemani Musik Latar:
 “Kungfu Piano: Cello Ascends – The Piano Guys”




#Buat sahabatku, usah kau bersedih. Kau bidadari yang dijaga. Kerna itu, Dia memilih Putera yang indah akhlak dan rupa. Bersabarlah, kerna sabar itu sesuatu yang indah lagi disukai Tuhan yang Maha Esa. :)




Saturday, December 06, 2014

Sayap Rahmat



Melalui denai-denai hari
Terusku mengukir derapan kaki
Dan dua bebola ini menjadi saksi
Akan hakikat kehidupan yang berarti

Aku melihat mereka
Kian kehausan tenaga
Bagai ada parasit bermaharajalela
Menghirup segenap usia yang tersisa
Lantas meninggalkan mereka terpinga
Ditemani perit sakit yang melanda
Melemahkan rangka tubuh tua
Sama sekali berbeza dahulu kala

Disaat nafasku belum mulai hembus
Sampai batas waktu nafas mereka terlupus
Merekalah sayap yang menjaga
Melindungi segenap inci yang ada
Dari butir-butir nasi yang disuap mesra
Hingga ke sepatu berkapur putih siap tersedia
Tiada yang diabai apa lagi dialpa
Ditatangku bagai minyak yang sarat penuh
Dijaga agar tiada titikan yang menitik jatuh
Kerna aku figura berharga bagi mereka
Melangkaui nilai emas dan permata
Kerna aku hadiah dan amanah yang dikirimkan
Oleh Tuhan yang Menciptakan

Jika dulu tubuhku lemah
Tiada daya ku menutur langkah
Namun kau berdiri setia disisi
Agar tidakku jatuh dan menangis sendiri
Mengajarku berjalan dan berlari

Dan kini,
Aku berjalan dengan kejayaan
Manusia melihatku dengan senyuman
Memuji segala satu kemenangan
Walhal hakikat yang tersimpan
Dikaulah pemilik kejayaan dan kemenangan
Kerna tiadalahku berdiri hari ini
Tanpa kekuatan yang dihembusmu semalam

Tinta kata ini sekadar abjad yang ditulis
Melahirkan segala rasa yang tergaris
Mungkin sukar bagiku menutur baris
Bait-bait cinta dan rindu yang tertulis
Namun hakikatnya kau terikat erat dihati
Kekal segar tumbuh diruang cintaku abadi
Salam Kasih ku noktahi ceritera hati ini.


Dan hendaklah engkau merendah diri kepada keduanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu, dan doakanlah (untuk mereka, dengan berkata): "Wahai Tuhanku! Cucurilah rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku semasa kecil."
Al-Isra'; 24


Melbourne, ditemani renyai hujan
5.01 PM
7/12/2014
Ditemani Musik Latar : Baji – Ayah, Ibu, Anak.

Tuesday, December 02, 2014

Saat yang Dijanji

Saat yang Dijanji

Wahai insan yang punya hati
Kelak suatu hari nanti
Tubuhmu berhenti berfungsi
Udara tidak lagi diseduti
Darahmu mengalir tidak lagi
Kaku membeku menyendiri
Karam dibalik dirimu yang terkunci mati

Kau akan terpejam membuta
Tiada upaya berkata
Tiada daya bercerita
Hanya diratapi keluarga tercinta

Kau dimandikan mereka
Kau dikapankan mereka
Kau disolatkan mereka
Kau diusung mereka

Kemana kau mahu pergi?
Kemana kau akan berlari?
Tidakkah kau sedar hakikat ini
Berpisah sudah jasad dan ruhi

Dikala kau dikambus tanah pusara
Dikala kau terpaku tanpa suara
Sekonyong-konyong muncul mereka
Dua makhluk utusan Tuhan alam raya
Sinis menatapi jasadmu yang tiada maya
Seolah sang rimau menatapi mangsanya
Dan kau resah gelisah mencari helah

Dan pita rakaman itu terhenti
Lalu babak cerita tergantung mati
Dan kau tertanya apa kesudahan siri ini
Tiadalah daya untuk kau ketahui
Kerna nafasmu masih berbaki

Tanyakan pada amalan
Sudahkah tersedia bekalan
Kerna ajalmu bertandang tanpa amaran
 Kau tentukan!


Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah; dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari akhirat). Dan Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi PengetahuanNya akan segala yang kamu kerjakan.
59:18



Lagu Latar : Menanti di Barzakh

Saat mentari musim panas terik memayungi bumi Melbourne