Simbahan cahaya
mentari
Bagaikan harum bau
kasturi
Apatah lagi di musim dingin
salji
Terasa ketenangan
membaluti
Lalu membias senyuman
dibalik pipi
Maka,
Disaat indah itu
Akal dan hati
mengukir rindu
Pada susuk tubuh yang
Satu
Ironinya figura itu
masih belum kutemu
Khabarnya dia wujud
ribuan tahun lalu
Anehnya cinta dan
rindu
Ia bisa terukir
dikalbu
Walau tiada pertemuan
yang berlaku
Seolahnya,
Dia masih berjalan
disisi manusia
Bait tutur kalamnya
masih terasa
Ukiran indah senyum
tawa
Terpapar setia
dibalik minda
Seolahnya,
Kita pernah bersua
Menjamah tamar
bersama
Menghirup zam-zam
penghilang dahaga
Seolahnya,
Kita pernah mengatur
langkah
Melalui padang pasir
yang merekah
Menuju ke kota Mu,
Al-Madinah
Namun,
Semua itu hanya mimpi
indah
Sengajaku ukir
peneman dikala susah
Menjadi ubat
penyembuh resah
Resah rindu dan cinta
padamu Rasulullah
Hakikatnya,
Mimpi ini enak dimain
Dikala mentari menghangat
dihari dingin
Dikala bauan kasturi
harum dihembus angin
Dikala hatiku ditusuk
rindu dihari kelmarin.
Alunan Musik Latar yang Menusuk Kalbu:
Lah Ahmad - Kehadiranmu
Diambang waktu Zohor,
4/2/2014
Melbourne.